Elastisitas memiliki arti yaitu kepekaan atau kelenturan. Sedangkan permintaan merupakan kebutuhan konsumen terhadap suatu produk. Sehingga elastisitas permintaan dalam ilmu ekonomi adalah ukuran kepekaan atau kelenturan perubahan jumlah permintaan terhadap perubahan harga.
Pengertian ini untuk menjelaskan kegiatan ekonomi berupa, apabila suatu harga produk naik maka biasanya permintaan atas produk tersebut akan menurun. Begitu juga sebaliknya, apabila harga suatu barang atau produk turun, maka permintaannya akan meningkat. Untuk mengetahui tingkat elastisitas permintaan dapat menggunakan koefisien elastisitas berupa symbol “Ed” yang diukur dari rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Angka koefisien ini akan berbentuk bilangan positif. Berikut pemaparan elastisitas permintaan beserta jenis-jenisnya :
1. Inelastis sempurna. Kondisi inelastisitas sempurna terjadi apabila tingkat permintaan terhadap suatu barang tidak berubah sama sekali atau 0 walaupun harga barang berubah. Sebagai contoh, harga jahe turun sebesar 10% namun tidak terjadi perubahan permintaan terhadap jahe tersebut alias perubahannya 0%. Biasanya hal ini terjadi pada barang yang dianggap kurang penting dan bukan barang yang sering dicari oleh konsumen.
2. Inelastis. Jika koefisien elastisitas bernilai kurang dari 1 maka dikategorikan sebagai inelastis yaitu besar jumlah permintaan barang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya harga. Hal ini terjadi apabila harga suatu barang turun namun nilai peningkatan permintaannya lebih sedikit dari nilai penurunan harga. Sebagai contoh, harga cabai merah turun 5% dan permintaannya naik 3%. Nilai elastisitas permintaannya sebesar 0,6 dan dikategorikan sebagai inelastis.
3. Elastis uniter. Hal ini terjadi jika perubahan harga sama dengan perubahan permintaan. Seperti misalnya harga kambing turun 10% dan permintannya juga naik sebanyak 10%. Maka nilai elastisitas permintaannya adalah 1.
4. Elastis. Ketika koefisien elastisitas suatu barang bernilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang dinyatakan elastis dimana besar permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya harga. Sebagai contoh, sebuah mobil mengalami penurunan harga sebesar 5% sehingga permintaannya naik sebanyak 10%. Maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2 dan dikategorikan sebagai permintaan barang elastis karena bernilai lebih dari 1. Contoh ini juga menunjukkan bahwa permintaan mobil dipengaruhi oleh besar kecilnya harga.
5. Elastis sempurna. Kondisi ini terjadi apabila terdapat peningkatan permintaan suatu barang padahal tidak terjadi peningkatan harga barang. Hal ini dapat terjadi pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas. Walaupun produsen tidak melakukan perubahan harga atau 0, namun permintaan atas barang tersebut sbertambah misalnya sebesar 5%, maka nilai elastisitas permintannya adalah tidak terhingga (∞)
Demikianlah pembahasan konsep elastisitas permintaan dalam blog ekonomi-kelsx.blogspot.co.id khususnya tentang jenis-jenis elastisitas permintaan dan pengertian elastisitas. Setelah memahami artikel elastisitas permintaan ini maka silahkan dilanjutkan membaca tentang definisi elastisitas penawaran dan jenis-jenisnya. Semoga anda dapat mendapatkan pemahaman yang baik setelah membaca Pengertian Elastisitas Permintaan dan jenis-jenisnya.
Pengertian ini untuk menjelaskan kegiatan ekonomi berupa, apabila suatu harga produk naik maka biasanya permintaan atas produk tersebut akan menurun. Begitu juga sebaliknya, apabila harga suatu barang atau produk turun, maka permintaannya akan meningkat. Untuk mengetahui tingkat elastisitas permintaan dapat menggunakan koefisien elastisitas berupa symbol “Ed” yang diukur dari rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Angka koefisien ini akan berbentuk bilangan positif. Berikut pemaparan elastisitas permintaan beserta jenis-jenisnya :
5 Gambar Kurva Jenis-jenis elastisitas permintaan
1. Inelastis sempurna. Kondisi inelastisitas sempurna terjadi apabila tingkat permintaan terhadap suatu barang tidak berubah sama sekali atau 0 walaupun harga barang berubah. Sebagai contoh, harga jahe turun sebesar 10% namun tidak terjadi perubahan permintaan terhadap jahe tersebut alias perubahannya 0%. Biasanya hal ini terjadi pada barang yang dianggap kurang penting dan bukan barang yang sering dicari oleh konsumen.
2. Inelastis. Jika koefisien elastisitas bernilai kurang dari 1 maka dikategorikan sebagai inelastis yaitu besar jumlah permintaan barang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya harga. Hal ini terjadi apabila harga suatu barang turun namun nilai peningkatan permintaannya lebih sedikit dari nilai penurunan harga. Sebagai contoh, harga cabai merah turun 5% dan permintaannya naik 3%. Nilai elastisitas permintaannya sebesar 0,6 dan dikategorikan sebagai inelastis.
3. Elastis uniter. Hal ini terjadi jika perubahan harga sama dengan perubahan permintaan. Seperti misalnya harga kambing turun 10% dan permintannya juga naik sebanyak 10%. Maka nilai elastisitas permintaannya adalah 1.
5. Elastis sempurna. Kondisi ini terjadi apabila terdapat peningkatan permintaan suatu barang padahal tidak terjadi peningkatan harga barang. Hal ini dapat terjadi pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas. Walaupun produsen tidak melakukan perubahan harga atau 0, namun permintaan atas barang tersebut sbertambah misalnya sebesar 5%, maka nilai elastisitas permintannya adalah tidak terhingga (∞)
Demikianlah pembahasan konsep elastisitas permintaan dalam blog ekonomi-kelsx.blogspot.co.id khususnya tentang jenis-jenis elastisitas permintaan dan pengertian elastisitas. Setelah memahami artikel elastisitas permintaan ini maka silahkan dilanjutkan membaca tentang definisi elastisitas penawaran dan jenis-jenisnya. Semoga anda dapat mendapatkan pemahaman yang baik setelah membaca Pengertian Elastisitas Permintaan dan jenis-jenisnya.
Mantap....Pr gue jadi selesai gara2 blog ini
BalasHapus